Dengue Fever + Dengue Hemorrhagic Fever
Merupakan infeksi arbovirus tersering pada manusia. Penyakit ini ditransmisikan oleh nyamuk genus aedes. Penyakit ini sangat sering dijumpai di negara-negara tropis dan sub tropis.
Secara global virus ini menyerang 100 juta penduduk tiap tahunya, dengan 40% penduduk di dunia (2,5 Milliar) memiliki risiko untuk terinfeksi oleh penyakit ini. Di Indonesia sendiri insiden kasus dengue berkisar antara 6 hingga 15 kasus per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995), pada tahun 1998 pernah terjadi kejadian luar biasa dengan insides 35 per 100.000 penduduk. Satu-satunya negara yang tidak memiliki potensi terinfeksi dengue adalah eropa dan antartika.
*Expanded dengue syndrome : manifestasi berat yang tidak umum teradi meliputi organ seperti hati, ginjal, otak, dan jantung. Kelainan organ tersebut berkaitan dengan infeksi penyerta, komorbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepajangan
Secara global virus ini menyerang 100 juta penduduk tiap tahunya, dengan 40% penduduk di dunia (2,5 Milliar) memiliki risiko untuk terinfeksi oleh penyakit ini. Di Indonesia sendiri insiden kasus dengue berkisar antara 6 hingga 15 kasus per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995), pada tahun 1998 pernah terjadi kejadian luar biasa dengan insides 35 per 100.000 penduduk. Satu-satunya negara yang tidak memiliki potensi terinfeksi dengue adalah eropa dan antartika.
*Expanded dengue syndrome : manifestasi berat yang tidak umum teradi meliputi organ seperti hati, ginjal, otak, dan jantung. Kelainan organ tersebut berkaitan dengan infeksi penyerta, komorbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepajangan
Etiologi
Dengue virus (DENV), ada 4 serotipe (DENV 1-4). Virus ini termasuk arbovirus (Arthropode borne virus), berasal dari famili flaviviridae.
Transmisi
Nyamuk betina genus aedes. Cth : Aedes aegepti, Aedes albopticus. Nyamuk ini menggigit manusia pada siang hari, Habitatnya adalah di air bersih, contoh di genangan air di ban, gentong, atap, septik tank, dan lain sebagianya. Populasi nyamuk meningkat terutama saat musim hujan. Nyamuk ini hanya bisa terbang sejauh 100-300 meter.
Patogenesis dan patologi
Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk. Pada saat nyamuk menginjeksikan virus ke dalam tubuh manusia, saat virus masuk , virus menginfeksi sel-sel imun di jaringan kulit manusia (sel langerhans) yang nantinya akan masuk ke dalam sistem limfatik dimana virus akan memicu reaksi inflamasi . Replikasi virus terjadi pada saat menginfeksi sel langerhans, dan kemudian keluar dari sel langerhans menuju pembuluh darah (viremia). Viremia membawah virus untuk menginfeksi sel-sel makrofag di tempat lain seperti paru, hati, sumsum tulang, endotel. Virus menginduksi kematian sel dan produksi sitokin-sitokin inflamasi. Salah satu komponen virus, yaitu protein NS1 (Non structural 1) merupakan aktivator bagi sistem komplemen, protein ini juga berperan penting dalam diagnosis kasus demam berdarah dengue.
a. Kebocoran plasma : disebabkaan karena sitokin yang meningkatkan permeabilitas vaskular (histamine, prostaglandin). Kemudian, dengan adanya pergeseran albumin dari intravascular dan penurunan tekanan onkotik sehingga terjadi manifestasi kebocoran kapiler . Jika kebocoran terjadi di hepar, maka akan terjadi ascites, jika kebocoran terjadi di paru maka akan terjadi edema paru
b. Trombositopenia : kerusakan trombosit yang dimediasi oleh sistem imun, suppresi sumsum tulang, penghancuran megakariosit, dan penggunaan platelet untuk mencegah kebocoran kapiler yang masih menyebabkan penurunan kadar trombosit
c. Asidosis metabolik : produksi asam laktat yang berlebihan pada organ yang hipoperfusi (organ ini mengalami metabolisme secara anaerob)
Produksi antibodi (igM) terjadi pada hari ke-4 saat virus mulai dideteksi oleh sistem imun tubuh pasien. igM ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ELISA untuk diagnosis kasus demam berdarah dengue.
Dengue mempunyai 4 serotipe (DENV 1-4). Jika terjadi infeksi sekunder oleh serotipe yang berbeda, maka gejala yang ditimbulkan akan lebih berat dibandingkan dengan infeksi primer. Hal ini disebabkan karena antibodi yang terbentu pada saat infeksi dengue yang pertama tidak mampu menetralisasi virus. Selain itu, antibodi ini juga membantu proses infeksi virus terhadap sel-sel makrofag (proses opsonisasi).
Dengue fever ditransmisikan melalui gigitan nyamuk aedes biasanya pada siang hari. Inkubasi selama 3-14 hari (rata2 4-7 hari), virus bereplikasi di sel dendritik, sistem retikuloendothelial (dendritik , hepatosit, endothelial).
Perjalanan penyakit :
a. Hari 1-3 Fase demam
b. Hari 4-6 Fase kritis
c. Hari 6-7 Fase penyembuhan
Tidak semua orang yang terinfeksi dengan virus dengue akan menimbulkan gejala dengue, 80% kasus infeksi tidak menimbulkan gejala nyata pada pasien (asimptomatis)
a. Kebocoran plasma : disebabkaan karena sitokin yang meningkatkan permeabilitas vaskular (histamine, prostaglandin). Kemudian, dengan adanya pergeseran albumin dari intravascular dan penurunan tekanan onkotik sehingga terjadi manifestasi kebocoran kapiler . Jika kebocoran terjadi di hepar, maka akan terjadi ascites, jika kebocoran terjadi di paru maka akan terjadi edema paru
b. Trombositopenia : kerusakan trombosit yang dimediasi oleh sistem imun, suppresi sumsum tulang, penghancuran megakariosit, dan penggunaan platelet untuk mencegah kebocoran kapiler yang masih menyebabkan penurunan kadar trombosit
c. Asidosis metabolik : produksi asam laktat yang berlebihan pada organ yang hipoperfusi (organ ini mengalami metabolisme secara anaerob)
Produksi antibodi (igM) terjadi pada hari ke-4 saat virus mulai dideteksi oleh sistem imun tubuh pasien. igM ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ELISA untuk diagnosis kasus demam berdarah dengue.
Dengue mempunyai 4 serotipe (DENV 1-4). Jika terjadi infeksi sekunder oleh serotipe yang berbeda, maka gejala yang ditimbulkan akan lebih berat dibandingkan dengan infeksi primer. Hal ini disebabkan karena antibodi yang terbentu pada saat infeksi dengue yang pertama tidak mampu menetralisasi virus. Selain itu, antibodi ini juga membantu proses infeksi virus terhadap sel-sel makrofag (proses opsonisasi).
Dengue fever ditransmisikan melalui gigitan nyamuk aedes biasanya pada siang hari. Inkubasi selama 3-14 hari (rata2 4-7 hari), virus bereplikasi di sel dendritik, sistem retikuloendothelial (dendritik , hepatosit, endothelial).
Perjalanan penyakit :
a. Hari 1-3 Fase demam
b. Hari 4-6 Fase kritis
c. Hari 6-7 Fase penyembuhan
Tidak semua orang yang terinfeksi dengan virus dengue akan menimbulkan gejala dengue, 80% kasus infeksi tidak menimbulkan gejala nyata pada pasien (asimptomatis)
Gejala dan tanda
a. Demam meningkat pada hari pertama hingga ke 3 kemudian meunurun lalu naik kembali , menyerupai gambaran pelana kuda (Saddleback fever)
b. Sakit kepala
c. Sakit bagian retro-orbital
d. Myalgia berat (punggung bawah , lengan, tungkai)
e. Arthralgia (lutut dan bahu)
f. Mual dan muntah (Diare jarang)
g. Ruam : makulopapular / macula di wajah , thorax, dan bagian fleksor
h. Sensasi rasa berubah
j.Manifestasi hemoragis (petechiae , gusi berdarah, epistaxis , hematuria)
k. Lymphadenopathy
Staging penyakit demam dengue yang dipakai di Indonesia
a. Demam dengue : Gejala demam, nyeri, sakit kepala, mual, muntah, mialgia, tidak disertai dengan kebocoran plasma (peningkatan hematokrit sebesar >20%) ,leukopenia, trombositopenia
b. Stage 1 : Kebocoran plasma, disertai uji bendung positif
c. Stage 2 : Stage 1 dengan gangguan pendarahan spontan (melaena , hemoptysis, petechiae)
d. Stage 3 : Stage 1 dengan hipotensi dan takikardi , tekanan systole diastole menyempit , kulit menjadi basah dan dingin
e. Stage 4 : Stage 1 dengan nadi tidak teraba (walau teraba tapi lemah, tekanan darah palpasi)
*Dengue derajat 3 dan derajat 4 disebut juga sebagia sindrom shok dengue
Berdasarkan (WHO,2009), dengue dibagi menjadi 3 :
a. Dengue tanpa warning sign :Gejala meliputi demam, ruam, nyeri otot, malaise, mual, muntah
b. Dengue dengan warning sign : Jika dengue disertai dengan salah satu gejala dibawah ini :
b. Sakit kepala
c. Sakit bagian retro-orbital
d. Myalgia berat (punggung bawah , lengan, tungkai)
e. Arthralgia (lutut dan bahu)
f. Mual dan muntah (Diare jarang)
g. Ruam : makulopapular / macula di wajah , thorax, dan bagian fleksor
h. Sensasi rasa berubah
j.Manifestasi hemoragis (petechiae , gusi berdarah, epistaxis , hematuria)
k. Lymphadenopathy
Staging penyakit demam dengue yang dipakai di Indonesia
a. Demam dengue : Gejala demam, nyeri, sakit kepala, mual, muntah, mialgia, tidak disertai dengan kebocoran plasma (peningkatan hematokrit sebesar >20%) ,leukopenia, trombositopenia
b. Stage 1 : Kebocoran plasma, disertai uji bendung positif
c. Stage 2 : Stage 1 dengan gangguan pendarahan spontan (melaena , hemoptysis, petechiae)
d. Stage 3 : Stage 1 dengan hipotensi dan takikardi , tekanan systole diastole menyempit , kulit menjadi basah dan dingin
e. Stage 4 : Stage 1 dengan nadi tidak teraba (walau teraba tapi lemah, tekanan darah palpasi)
*Dengue derajat 3 dan derajat 4 disebut juga sebagia sindrom shok dengue
Berdasarkan (WHO,2009), dengue dibagi menjadi 3 :
a. Dengue tanpa warning sign :Gejala meliputi demam, ruam, nyeri otot, malaise, mual, muntah
b. Dengue dengan warning sign : Jika dengue disertai dengan salah satu gejala dibawah ini :
- Hasil Lab : Nyeri abdomen atau nyeri tekan
- Muntah yang persisten
- Akumulasi cairan yang bisa diidentifikasi (ascites)
- Pendarahan mukosa
- Letargi
- Pembesaran liver >2cm
- Hasil Lab : Peningkatan HCT, disertai dengan penurunan trombosit
- Dengue dengan kebocoran plasma hebat
- Dengue dengan pendarahan hebat
- Dengue dengan keterlibata organ, cth : Enzim AST/ALT ≥ 1000, Terjadi penurunan kesadaran
Diagnosis
Berdasarkan gejala lab dan klinis
Hasil Lab :
a. CBC : Lekupenia , lymphopenia, hematocrit > 20%, thrombocytopenia
b. Metabolik + enzim liver : hyponatremia, transaminase +, albumiin –
Dan juga :
a. Tes torniquet positif
b. Petechiae, ecchymoses, purpura
c. Bleeding dr mucosa, GI
d. Hematemesis atau melena dan thrombocytopenia
e. Adanya plasma leakage
Hasil Lab :
a. CBC : Lekupenia , lymphopenia, hematocrit > 20%, thrombocytopenia
b. Metabolik + enzim liver : hyponatremia, transaminase +, albumiin –
Dan juga :
a. Tes torniquet positif
b. Petechiae, ecchymoses, purpura
c. Bleeding dr mucosa, GI
d. Hematemesis atau melena dan thrombocytopenia
e. Adanya plasma leakage
Treatment and management
Terapi utama dengue adalah pemberian cairan, diawali dengan cairan kristaloid (Ringer lactate, Normal saline) ,jika tidak ada perkembangan dapat diberikan bolus ataupun cairan koloid. Perhatikan agar pemberian cairan tidak terlalu berlebihan karena dapat menyebabkan kondisi klinis pasien semakin memburuk. Terapi farmakologis seperti analgesik, antipiretik dapat diberikan.
Untuk algoritma lengkapnya silahkan baca dari referensi-referensi yang ada
Untuk algoritma lengkapnya silahkan baca dari referensi-referensi yang ada
Sumber
a. Kuliah parasitologi FKUB 2014
b. WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control. 2009. Geneva : WHO press
c. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing
d. Shepherd SM. Dengue. 2015. [Online] Diakses 10 Januari 2016 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/215840]
e. Yacoub S. Farrar J. Dengue. Dalam : Farrar J. Hotez PJ. Junghanss T. Kang G. Lalloo D. Whte N. 2014. Manson’s Tropical Infectious Disease 23rd edition. Penyunting. Elsevier : Philadelphia
f. Kuhn JH. Peters CJ. Arthropod-Borne and Rodent-Borne Virus Infections. Dalam : Kasper DL. Hauser SL. Jameson JL. Fauci AS. Longo DL. Loscalzo J. Penyunting. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. NewYork : McGrawHill
b. WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control. 2009. Geneva : WHO press
c. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing
d. Shepherd SM. Dengue. 2015. [Online] Diakses 10 Januari 2016 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/215840]
e. Yacoub S. Farrar J. Dengue. Dalam : Farrar J. Hotez PJ. Junghanss T. Kang G. Lalloo D. Whte N. 2014. Manson’s Tropical Infectious Disease 23rd edition. Penyunting. Elsevier : Philadelphia
f. Kuhn JH. Peters CJ. Arthropod-Borne and Rodent-Borne Virus Infections. Dalam : Kasper DL. Hauser SL. Jameson JL. Fauci AS. Longo DL. Loscalzo J. Penyunting. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. NewYork : McGrawHill