Diabetes Mellitus type 2
Suatu kondisi dimana insulin tidak dapat menghasilkan efek maksimalnya (insulin resistance), Pada kondisi ini kadar insulin normal, namun insulin tidak bermanfaat sebagai mana mestinya, sehingga disebut NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Pada akhirnya akan terjadi defek sekresi insulin juga seperti pada DM tipe 1
Dari tahun ke tahun prevalensi DM semakin meningkat, oleh karena itu butuh penanganan yang cepat dan tepat. Prevalensi DM di indonesia (2003) (20 tahun ke atas), 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah rural.
Dari tahun ke tahun prevalensi DM semakin meningkat, oleh karena itu butuh penanganan yang cepat dan tepat. Prevalensi DM di indonesia (2003) (20 tahun ke atas), 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah rural.
Etiologi
Melibatkan banyak faktor risiko dan interaksi yang kompleks antara faktor genetic dan faktor lingkungan
Risk factor
a. Umur > 45 tahun
b. BMI ≥ 25 kg/m2
c. Riwayat keluarga derajat pertama terkena DM tipe 2 (Orang tua dan saudara kandung)
d. Ras
e. Adanya Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT)
f. Hipertensi (>140/90) atau Dyslipidemia (HDL<40 mg/dL, TG >150mg/dL)
g. Riwayat diabetes pada saat kehamilan atau melahirkan bayi dengan berat badan >4kg
h. PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)
*TGT : Gula darah 140-199 pada pemeriksaan Gula Darah Sesaat (GDS)
*GDPT : Gula darah 100-125 pada pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP)
b. BMI ≥ 25 kg/m2
c. Riwayat keluarga derajat pertama terkena DM tipe 2 (Orang tua dan saudara kandung)
d. Ras
e. Adanya Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT)
f. Hipertensi (>140/90) atau Dyslipidemia (HDL<40 mg/dL, TG >150mg/dL)
g. Riwayat diabetes pada saat kehamilan atau melahirkan bayi dengan berat badan >4kg
h. PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)
*TGT : Gula darah 140-199 pada pemeriksaan Gula Darah Sesaat (GDS)
*GDPT : Gula darah 100-125 pada pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP)
Patologi dan patogenesis
Semua faktor risiko diatas membuat insulin menjadi tidak sensitif lagi yang lama kelamaan akan diikuti dengan defek pada sel beta sehingga sekresi insulin juga berkurang. Resitensi insulin disebabkan karena peningkatan sekresi terus menerus terutama pada satt pubertas, kehamilan, gaya hidup sedenter, dan obesitas
Terdapat 3 tanda kelainan utama pada mereka yang menderita DM tipe 2 :
a. Resistensi insulin pada jaringan liverterutama otot dan jaringan adiposa
b. Defek pada sekresi insulin, terutama ketika glukosa darah naik
c. peningkatan produksi glukosa dari liver
Terdapat 3 tanda kelainan utama pada mereka yang menderita DM tipe 2 :
a. Resistensi insulin pada jaringan liverterutama otot dan jaringan adiposa
b. Defek pada sekresi insulin, terutama ketika glukosa darah naik
c. peningkatan produksi glukosa dari liver
Diagnosis
a. Gejala Klasik ditambah Gula darah puasa >126 mg/dL atau Gulah darah acak (tidak pausa) >200 mg/dL dengan menggunakan serum plasma , bukan dengan tes tusuk (Tes tusuk dapat digunakan pada saat emergensi tetapi harus dikonfirmasi menggunakan serum plasma)
b. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200mg/DL, TTGO dilakukan dengan beban glukosa setara dengan 75g Glukosa yang dilarutkan ke dalam air
c. HbA1C ≥ 6,5%
*Gula darah puasa 100-126 adalah : GDPT (Gula darah puasa terganggu)
*Gula darah sewaktu : 140-199 : TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
b. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200mg/DL, TTGO dilakukan dengan beban glukosa setara dengan 75g Glukosa yang dilarutkan ke dalam air
c. HbA1C ≥ 6,5%
*Gula darah puasa 100-126 adalah : GDPT (Gula darah puasa terganggu)
*Gula darah sewaktu : 140-199 : TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
Treatment and management
a. GHS (Gaya Hidup Sehat)
b. OHO (Obat Hipoglikemik Oral), cth : Metformin, Glybenclamide, Acarbose, Thiazolidinedione
a. Insulin
b. SMBG (Self monitoring Blood Glucose) : mengetahui kadar Glukosa darah secara mandiri tanpa harus ke dokter
c. Monitor HbA1
b. OHO (Obat Hipoglikemik Oral), cth : Metformin, Glybenclamide, Acarbose, Thiazolidinedione
a. Insulin
b. SMBG (Self monitoring Blood Glucose) : mengetahui kadar Glukosa darah secara mandiri tanpa harus ke dokter
c. Monitor HbA1
Screening
Dilakukan skreening terhadap diabetes apabila :
a. Tekanan darah konsisten >135/80 mmHg
b. Overweight atau salah satu faktor risiko diabetes
c. Umur 45 tahun
a. Tekanan darah konsisten >135/80 mmHg
b. Overweight atau salah satu faktor risiko diabetes
c. Umur 45 tahun
Komplikasi
Akut :
a. Diabetic Ketoacidosis (lebih sering pada DM tipe 1)
Kronik :
Macroangiopathy (CVD, CAD, PVD) dan microangiopathy (Retinopathy DM , Nephropathy DM)
a. Diabetic Ketoacidosis (lebih sering pada DM tipe 1)
- Terlalu banyak keton di dalam tubuh (defisiensi insulin menyebabkan tidak ada yang menhambat lipolysis, sehingga pemecahan TG terjadi dan penumpukan badan keton terjadi), Hiperglikemia (glukosa >250 mg/dL)
- Gejala : Nyeri perut, muntah, pernafasan kussmaul, nafas berbau seperti buah, Acidosis (pH darah turun), peningkatan anion gap
- Tx : IV insulin drip, IV fluid (Normal saline), Pemberian Kalium (K+)
- Hiperglikemia tinggi (glukosa >600mg/dL), Hiperosmolalitas, Dehidrasi tanpa disertai dengan ketosis.
- Gejala : Lemah, Letargy, Disorientasi, coma
- Tx : IV insulin drip, IV fluid (Normal saline), Pemberian Kalium (K+)
- Mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan Ketoacidosis
Kronik :
Macroangiopathy (CVD, CAD, PVD) dan microangiopathy (Retinopathy DM , Nephropathy DM)
Sumber
a. Kuliah endokrinologi FKUB 2014
b. Khardori Romesh. 2015. Type 2 Diabetes Mellitus. [Online] Diakses 6 Desember 2015 [ Dari : http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview]
c. Le T. Hong PC. Baudendistel TE. 2008. First Aid for the Internal Medicine Boards 2nd edition. New York : McGrawHill
d.Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011
e. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLOR. New York : Kaplan
b. Khardori Romesh. 2015. Type 2 Diabetes Mellitus. [Online] Diakses 6 Desember 2015 [ Dari : http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview]
c. Le T. Hong PC. Baudendistel TE. 2008. First Aid for the Internal Medicine Boards 2nd edition. New York : McGrawHill
d.Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011
e. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLOR. New York : Kaplan