Malaria
Infeksi protozoa genus plasmodium pada daerah tropis yang ditransmisikan oleh nyamuk anopheles betina. Malaria merupakan infeksi nomor 3 teratas dalam jumlah kematian. Pada tahun 2013, 198 juta kasus malaria terjadi di dunia dan 500.000 diantaranya meninggal, terutama anak-anak di daerah Afrika. Di Indonesia sendiri masih terdapat beberapa daerah endemis malaria, terutama di bagian Indonesia timur (Nusa tenggara, Sulawesi, Papua)
Ke-4 genus plasmodium memiliki persebaran yang berbeda di dunia :
a. P.vivax dan falciparum: Amerika Selatan, Oceania, Asia Tenggara
b. P.ovale : Afrika barat
c P.falciparum: Papua, Africa, Haiti
d P.malariae : Mirip dengan falciparum, hanya saja prevalensinya jauh dibawah P.falciparum
* Vivax dan ovale : (Benign tertian malaria)
* falciparum : (malaria Tropicana/ malignant tertian malaria)
* malariae : (benign quartan malaria)
* Knowlesi : (severe quotidian malaria)
Ke-4 genus plasmodium memiliki persebaran yang berbeda di dunia :
a. P.vivax dan falciparum: Amerika Selatan, Oceania, Asia Tenggara
b. P.ovale : Afrika barat
c P.falciparum: Papua, Africa, Haiti
d P.malariae : Mirip dengan falciparum, hanya saja prevalensinya jauh dibawah P.falciparum
* Vivax dan ovale : (Benign tertian malaria)
* falciparum : (malaria Tropicana/ malignant tertian malaria)
* malariae : (benign quartan malaria)
* Knowlesi : (severe quotidian malaria)
Etiologi
- Plasmodium vivax (benign tertian malaria)
- Plasmodium ovale (benign tertian malaria
- Plasmodium falciparum (malignant tertian malaria)
- Plasmodium malariae (benign quartan malaria)
- Plasmdium knowlesi (severe quotidian malaria)
Transmisi
- Berasal dari gigitan nyamuk (Anopheles betina), paling sering
- Transfusi darah (jika di dalam darah donor terdapat merozoit dan schizont)
- Pada kasus yang jarang dapat ditularkan secara penggunaan obat-obatan intravena illegal, transplantasi organ, kongenital, tertusuk spuit
Patologi dan patogenesis
Siklus hidup plasmodium : Siklus seksual berlangsung pada nyamuk anopheles dan siklus aseksual berlangsung pada manusia, host definit adalah nyamuk dan host perantaranya adalah manusia
Beberapa kondisi seperti penyakit sel darah merah bulan sabit, thalassemia, defisiensi enzim Glucose-6-phosphate dehydrogenase akan menyebabkan kondisi resisten terhadap infeksi malaria
Beberapa kondisi seperti penyakit sel darah merah bulan sabit, thalassemia, defisiensi enzim Glucose-6-phosphate dehydrogenase akan menyebabkan kondisi resisten terhadap infeksi malaria
Tanda dan gejala
a. 3 gejala utama pada malaria (Cardinal Sign)
c. Fatigue
d. Malaise
e. Arthralgia
f. Myalgia
Gejala yang tidak terdapat pada malaria, sehingga apabila gejala ini muncul, diagnosis malaria dapat disingkirkan :
- Demam paroxysmal ( stadium dingin à stadium panas à Stadium berkeringat)
- Anemia
- Splenomegali
c. Fatigue
d. Malaise
e. Arthralgia
f. Myalgia
Gejala yang tidak terdapat pada malaria, sehingga apabila gejala ini muncul, diagnosis malaria dapat disingkirkan :
- Ruam
- Limfadenopati
- Kaku kuduk
- Photophobia
Diagnosis
a. Hapus darah tepi (tetes tebal atau tetes tipis) (dengan Giemsa/wright), ditemukan parasit dalam tahapan cincin (ringform), schizont, gametosit, pada kasus berat dapat didapati gambaran tropozoit. Hapus darah tepi merupakan gold standard
b. RDT (tes immunokromatografi berdasarkan antibody kepada histidine rich prtein-2)
c. Pada kasus malaria berat, diperlukan pemeriksaan laboratorium, seperti Darah lengkap, Kimia darah, elektrolit, Foto toraks, analisa gas darah, analisa cairan cerebrospinal dan lain sebagainya.
*Nb
Penggunaan profilaksis malaria bukan menjamin 100% aman terhadap penyakit malaria, setiap orang dengan kasus demam setelah berpergian endemis ke malaria, tetap harus dicurigai malaria walaupun sudah mendapatkan profilaksis sebelumnya
Tabel perbedaan antara spesies plasmodium pada sediaan hapusan darah.
b. RDT (tes immunokromatografi berdasarkan antibody kepada histidine rich prtein-2)
c. Pada kasus malaria berat, diperlukan pemeriksaan laboratorium, seperti Darah lengkap, Kimia darah, elektrolit, Foto toraks, analisa gas darah, analisa cairan cerebrospinal dan lain sebagainya.
*Nb
Penggunaan profilaksis malaria bukan menjamin 100% aman terhadap penyakit malaria, setiap orang dengan kasus demam setelah berpergian endemis ke malaria, tetap harus dicurigai malaria walaupun sudah mendapatkan profilaksis sebelumnya
Tabel perbedaan antara spesies plasmodium pada sediaan hapusan darah.
Treatment and management
Pengobatan lini pertama malaria sekarang menggunakan ACT (Arthemisinin base Combination Therapy). Klorokuin sudah terbukti resisten pada berbagai spesies plasmodium, contoh regimen ACT :
Lini pertama :
a. P.falciparum :
Atau
Lini ke 2 :
Menggunakan Kina, tetrasiklin, doksisiklin dengan durasi 7-14 hari
Nb :
a. Ibu hamil tidak diberikan artemisinin dan turunannya, harus diberi kina, klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin
b. Pada kasus malaria berat diberikan Kuinidin secara intravena
- Arthemether + lumefantrine
- Artesunate + meflokuin
- Artesunate + Amodiakuin
- Dihridroartemisinin + Piperakuin
Lini pertama :
a. P.falciparum :
- Hari 1 : artesunat, amodiakuin, primakuin
- Hari 2 dan 3 : artesunat dan amodiakuin
Atau
- Hari 1 : dihidroartemisinin + primakuin
- Hari 2 : dihidroartemisinin
- 3 hari denga artesunat + amodiakuin atau dhp
- Primakuin 14 hari
Lini ke 2 :
Menggunakan Kina, tetrasiklin, doksisiklin dengan durasi 7-14 hari
Nb :
a. Ibu hamil tidak diberikan artemisinin dan turunannya, harus diberi kina, klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin
b. Pada kasus malaria berat diberikan Kuinidin secara intravena
Komplikasi
Malaria dengan komplikasi adalah infeksi P.falciparum dengan salah satu gejala dibawah ini :
a. Koma lebih dr 30 menit / kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 25 jam / gangguan kesadaran dengan GCS <15
b. Anemia berat , hematokrit <15% , Hb <5g/dl
c. Gagal ginjal akut , kadar kreatinin <3mg atau produksi urin <400ml/25 jam pada orang dewasa / <12 ml/kgBB pada anak2
d. Edema paru
e. Hipoglikemi , glukosa <40mg/dl
f. Syok / circulation shock , systole <50mg pada anak2 atau <70mg pada dewasa
g. Pendarahan spontan , atau jumlah trombosit <50000
h. Hiperparasitemia >5%
i. Asidosis PH arterim < 7.25 , plasma bikarbonat <15 mmpl/l
j. Hiperpireksia >40 derajat celsius
k. Ikterus
a. Koma lebih dr 30 menit / kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 25 jam / gangguan kesadaran dengan GCS <15
b. Anemia berat , hematokrit <15% , Hb <5g/dl
c. Gagal ginjal akut , kadar kreatinin <3mg atau produksi urin <400ml/25 jam pada orang dewasa / <12 ml/kgBB pada anak2
d. Edema paru
e. Hipoglikemi , glukosa <40mg/dl
f. Syok / circulation shock , systole <50mg pada anak2 atau <70mg pada dewasa
g. Pendarahan spontan , atau jumlah trombosit <50000
h. Hiperparasitemia >5%
i. Asidosis PH arterim < 7.25 , plasma bikarbonat <15 mmpl/l
j. Hiperpireksia >40 derajat celsius
k. Ikterus
Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mecegah infeksi malaria : (Terutama saat berada di daerah endemis malaria
a. Minum obat2an profilaksis jika ingin berpergian ke daerah endemis (lihat bawah)
b. Usahakan tetap berada didalam ruangan terutama ketika malam dan subuh, karena nyamuk anopheles aktif pada saat ini
c. Gunakan lotion anti nyamuk
d. Jika ingin berpergian menggunakan kaos lengan panjang, celana panjang, dan topi
e. Pastikan ruangan memiliki AC / pendingin, atau bisa gunakan kelambu sebagai alternatif
a. Minum obat2an profilaksis jika ingin berpergian ke daerah endemis (lihat bawah)
b. Usahakan tetap berada didalam ruangan terutama ketika malam dan subuh, karena nyamuk anopheles aktif pada saat ini
c. Gunakan lotion anti nyamuk
d. Jika ingin berpergian menggunakan kaos lengan panjang, celana panjang, dan topi
e. Pastikan ruangan memiliki AC / pendingin, atau bisa gunakan kelambu sebagai alternatif
Sumber
a. Kuliah blok Parasitologi FKUB 2014
b. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing.
c. Zulkarnain I, Setiawan B, Harijanto PN. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing
d. CDC. Malaria. 2015. [Online] Diakses 12 Januari 2016 [Dari : http://www.cdc.gov/malaria/]
e. Herchline TE. Malaria. 2015. [Online] Diakses 12 Januari 2016 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/221134]
b. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing.
c. Zulkarnain I, Setiawan B, Harijanto PN. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing
d. CDC. Malaria. 2015. [Online] Diakses 12 Januari 2016 [Dari : http://www.cdc.gov/malaria/]
e. Herchline TE. Malaria. 2015. [Online] Diakses 12 Januari 2016 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/221134]