Meningitis bakterial
Inflamasi pada selaput otak (Meninges). Meninges ini melapisi otak dan medula spinalis. Meningitis endemik di daerah sub-sharan Africa sehingga daerah tersebut disebut meningitis belt. Pada topik ini akan dibahas meningitis yang disebabkan oleh bakteri umum, tidak mencakup meningitis akibat infeksi seperti Treponema pallidum, rickettsia, penyakit lyme
*Nb : Selaput otak terdiri dari 3 lapis : duramater, arachnoidmater, piamater
*Nb : Selaput otak terdiri dari 3 lapis : duramater, arachnoidmater, piamater
Etiologi
a. Neonatus dan umur hingga 6 bulan : Streptococcus grup B, Listeria monocytogenes, Escherichia coli
*Pada anak dengan umur 0-6 bulan etiologi secara kasar sudah pasti bakteri
b. 2 bulan – 18 tahun : Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae
c. 18-50 tahun : Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae
d. >50 tahun : Streptococcus pneumoniae, Listeria monocytogenes
e. Post prosedur medis / Nosokomial : Batang gram negatif
f. Setelah operasi bedah saraf : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis
g. Pada orang yang naik haji : Neisseria menigitidis strain W135
Beberapa klue terhadap agen etiologi meningitis bakterial :
a. Splenectomy, tinggal di asrama, atau rekruit militer, defisiensi komplemen : Neisseria meningitidis
b. Makan keju/susu/ sayuran yang terkontaminasi : Listeria monocytogenes
c. Sickle cell anemia, pneumococcal sinusitis, otitis media, hypogammaglobulinemia : Streptococcus pneumoniae
d. Bayi prematur, lahir dari ibu yang demam, lahir setelah ruptur membran di atas 18 jam : Stretptococcus grup B
*Pada anak dengan umur 0-6 bulan etiologi secara kasar sudah pasti bakteri
b. 2 bulan – 18 tahun : Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae
c. 18-50 tahun : Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae
d. >50 tahun : Streptococcus pneumoniae, Listeria monocytogenes
e. Post prosedur medis / Nosokomial : Batang gram negatif
f. Setelah operasi bedah saraf : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis
g. Pada orang yang naik haji : Neisseria menigitidis strain W135
Beberapa klue terhadap agen etiologi meningitis bakterial :
a. Splenectomy, tinggal di asrama, atau rekruit militer, defisiensi komplemen : Neisseria meningitidis
b. Makan keju/susu/ sayuran yang terkontaminasi : Listeria monocytogenes
c. Sickle cell anemia, pneumococcal sinusitis, otitis media, hypogammaglobulinemia : Streptococcus pneumoniae
d. Bayi prematur, lahir dari ibu yang demam, lahir setelah ruptur membran di atas 18 jam : Stretptococcus grup B
Patologi dan patogenesis
Proses penyebaran bakteri menuju ke otak dapat terjadi melalui beberapa hal :
a. Penyebaran secara hematogen, cth : Infeksi dari nasofaring yang menyebar ke otak
b. Penyebaran dari fokus infeksi di daerah intrakranial, cth : Sinusitis
c. Post trauma kepala
Dari ketiga proses di atas, setelah bakteri masuk ke dalam otak, maka bakteri akan menimbulkan respon inflamasi setempat.
Proses :
a. Invasi bakteri ke ruang subarachnoid
b. Multiplikasi organisme dan lisis oleh organisme
c. Pelepasan komponen dinding sel bakteri (Endotoxin, asam teichoat)
d. Endotoxin dan asam teichoat merangsang produksi sitokin2 inflamasi
e. Terjadi :
a. Penyebaran secara hematogen, cth : Infeksi dari nasofaring yang menyebar ke otak
b. Penyebaran dari fokus infeksi di daerah intrakranial, cth : Sinusitis
c. Post trauma kepala
Dari ketiga proses di atas, setelah bakteri masuk ke dalam otak, maka bakteri akan menimbulkan respon inflamasi setempat.
Proses :
a. Invasi bakteri ke ruang subarachnoid
b. Multiplikasi organisme dan lisis oleh organisme
c. Pelepasan komponen dinding sel bakteri (Endotoxin, asam teichoat)
d. Endotoxin dan asam teichoat merangsang produksi sitokin2 inflamasi
e. Terjadi :
- Perubahan permeabilitas sawar darah otak -> Penumpukan cairan di ruang subarachnoid, Edema, peningkatan tekanan intracranial, coma
- Migrasi leukosit dan aktivasi oksigen reaktif dan komponen2 lainnya yang memicu kematian sel-sel di jaringan meninges
Tanda dan gejala
a. Trias meningitis (Demam, sakit kepala, kaku kuduk) yang disertai dengan fotofobia, fonofobia (Takut suara) nausea, dan muntah2
b. Kejang, hemiparesis, muntah, papiledema
c. Pupura fulminans (Disseminated Intravascular Coagulation) -> Khas pada infeksi Neisseria meningitidis, ditandai dengan rash yang tidak hilang pada saat ditekan.
d. Kernig dan brundzinski sign -> Positif hanya pada 5% pasien
e. Pada anak2 fontanella dapat membesar
f. Efusi subdural sering terjadi pada infeksi Streptococcus pneumoniae
b. Kejang, hemiparesis, muntah, papiledema
c. Pupura fulminans (Disseminated Intravascular Coagulation) -> Khas pada infeksi Neisseria meningitidis, ditandai dengan rash yang tidak hilang pada saat ditekan.
d. Kernig dan brundzinski sign -> Positif hanya pada 5% pasien
e. Pada anak2 fontanella dapat membesar
f. Efusi subdural sering terjadi pada infeksi Streptococcus pneumoniae
Diagnosis
a. Anamnesis, ingat meningitis bakterial sering diawali oleh infeksi otitis/sinusitis dan kejadiannya bersifat akut
b. CT scan melihat apakah ada bukti peningkatan tekanan intrakranial
c. Lumbar pungsi -> Analisa cairan cerebrospinal -> Hitung sel (Sel PMN meningkat, glukosa menurun, dan protein meningkat)
Tabel Perbedaan hasil lumbal pungsi dari berbagai macam etilogi meningitis :
b. CT scan melihat apakah ada bukti peningkatan tekanan intrakranial
c. Lumbar pungsi -> Analisa cairan cerebrospinal -> Hitung sel (Sel PMN meningkat, glukosa menurun, dan protein meningkat)
Tabel Perbedaan hasil lumbal pungsi dari berbagai macam etilogi meningitis :
Treatment and management
a. 1 bulan – 50 tahun : IV Ceftriaxone dan Vancomycin
b. Jika > 50 tahun dan alkoholik : IV Ceftriaxone, Vancomycin dan Ampicillin
c. Listeria : IV Ceftriaxone, Vancomycin, dan Ampicillin
d. Anak2 umur 0-4 minggu : IV Ampicillin + Cefotaxime/Aminoglikosida
e. Steroid (Dexamethasone) dapat diberikan, steroid terbukti menurunkan sekuel gangguan pendengaran dan gangguan neurologis lain, walaupun tidak mengurangi angka mortalitas secara signifikan (Tidak wajib diberikan)
*Pasien alergi dengan Beta lactam : IV Vancomycin dan Chloramphenicol
durasi pengobatan : 7-21 hari
Dosis :
b. Jika > 50 tahun dan alkoholik : IV Ceftriaxone, Vancomycin dan Ampicillin
c. Listeria : IV Ceftriaxone, Vancomycin, dan Ampicillin
d. Anak2 umur 0-4 minggu : IV Ampicillin + Cefotaxime/Aminoglikosida
e. Steroid (Dexamethasone) dapat diberikan, steroid terbukti menurunkan sekuel gangguan pendengaran dan gangguan neurologis lain, walaupun tidak mengurangi angka mortalitas secara signifikan (Tidak wajib diberikan)
*Pasien alergi dengan Beta lactam : IV Vancomycin dan Chloramphenicol
durasi pengobatan : 7-21 hari
Dosis :
Pencegahan
Pemberian vaksin terutama vaksin Pneumococcal, Hib (Haemophilus influenza B) -> Rekomendasi vaksinasi menurut IDAI, tetapi tidak direkomendasikan oleh depkes
Profilaksis pada pasien yang kontak erat dengan pasien meningococcal meningitis :
a. Rifampin : 600mg 2x/hari selama 2 hari, anak2 10mg/kgbb (maks 600mg) 2x/hari selama 2hari
b. Ceftriaxon : 250mg IM dosis tunggal, anak ≤ 12 tahun : 125mg IM dosis tunggal
c. Ciprofloxacin : 500mg PO dosis tunggal (tidak disaranakan pada anak dibawah 18 tahun)
Profilaksis pada pasien yang kontak erat dengan pasien meningococcal meningitis :
a. Rifampin : 600mg 2x/hari selama 2 hari, anak2 10mg/kgbb (maks 600mg) 2x/hari selama 2hari
b. Ceftriaxon : 250mg IM dosis tunggal, anak ≤ 12 tahun : 125mg IM dosis tunggal
c. Ciprofloxacin : 500mg PO dosis tunggal (tidak disaranakan pada anak dibawah 18 tahun)
Hidrosefalus
a. Tuli sensorineural -> Kerusakan pada Saraf Kranial no.8
b. SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretic Hormone) -> Sering pada infeksi Streptococcus pneumoniae
c. Hidrosefalus
b. SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretic Hormone) -> Sering pada infeksi Streptococcus pneumoniae
c. Hidrosefalus
Sumber
a. Kuliah neurologi FKUB 2015
b. Kasper DL. Hauser SL. Jameson JL. Fauci AS. Longo DL. Loscalzo J. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. NewYork : McGrawHill
c. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLLOR. New York : Kaplan
d. Brouwer MC, P Mclntyre. Prasad K. D Vandebekk. 2015. Corticosteroid for bacterial meningitis. [Online] Diakses 8 Desember 2015 [Dari : http://www.cochrane.org/CD004405/ARI_corticosteroids-bacterial-meningitis]
b. Kasper DL. Hauser SL. Jameson JL. Fauci AS. Longo DL. Loscalzo J. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. NewYork : McGrawHill
c. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLLOR. New York : Kaplan
d. Brouwer MC, P Mclntyre. Prasad K. D Vandebekk. 2015. Corticosteroid for bacterial meningitis. [Online] Diakses 8 Desember 2015 [Dari : http://www.cochrane.org/CD004405/ARI_corticosteroids-bacterial-meningitis]