Meningitis jamur
Inflamasi pada selaput otak (Meninges). Meninges ini melapisi otak, dan medula spinalis.
Etiologi
a. Cryptococcus neformans
b. Histoplasma
c. Blastomyces
d. Coccidioides
b. Histoplasma
c. Blastomyces
d. Coccidioides
Transmisi
Seseorang bisa terkena fungal meningitis karena penyebaran dari infeksi primer di paru. Infeksi di paru berasal dari inhalasi (Tidak dari manusia ke manusia). Cryptococcus neoformans hidup di tanah terutama di daerah yang banyak feses burungya
Patologi dan patogenesis
Patologi dan patogenesis yang dihasilkan dari infeksi jamur tidak jauh berbeda dengan meningitis yang lain . Yaitu ketika jamur berada di meninges, disana akan terjadi reaksi inflamasi.
Menignitis akibat jamur terutama terjadi pada mereka dengan kondisi immunosuppresi (Infeksi HIV) dan sering terjadi pada saat kadar CD4<100
Menignitis akibat jamur terutama terjadi pada mereka dengan kondisi immunosuppresi (Infeksi HIV) dan sering terjadi pada saat kadar CD4<100
Tanda dan gejala
a. Trias meningitis (demam, nyeri kepala, kaku kuduk), disertai dengan fotofobia dan muntah
b. Karena infeksi primer dari agen etiologi meningitis fungal okus infeksinya di paru, maka harus dilihat juga tanda dan gejala yang ada di paru seperti batuk ,hemoptysis, nyeir pleuritik, dan lainnya
b. Karena infeksi primer dari agen etiologi meningitis fungal okus infeksinya di paru, maka harus dilihat juga tanda dan gejala yang ada di paru seperti batuk ,hemoptysis, nyeir pleuritik, dan lainnya
Diagnosis
a. CT scan untuk melihat apakah ada bukti peningkatan tekanan intrakranial
b. Lumbar pungsi -> Analisa cairan cerebrospinal -> Hitung sel (Sel Limfosit meningkat, glukosa bervariasi, dan protein bervariasi). Cairan cerebrospinal dapat berwarna kuning (Xantochrom)
Tabel Perbedaan hasil lumbal pungsi dari berbagai macam etilogi meningitis :
b. Lumbar pungsi -> Analisa cairan cerebrospinal -> Hitung sel (Sel Limfosit meningkat, glukosa bervariasi, dan protein bervariasi). Cairan cerebrospinal dapat berwarna kuning (Xantochrom)
Tabel Perbedaan hasil lumbal pungsi dari berbagai macam etilogi meningitis :
c. Pemeriksaan indian ink untuk melihat kapsul pada cryptococcus neoformans
d. Kultur dari cairan cerebrospinal di kultur SDA (Saboraoud dextrose agar
d. Kultur dari cairan cerebrospinal di kultur SDA (Saboraoud dextrose agar
Treatment and management
a. Amphotericin B IV dan Flucytosine diberikan selama 2 minggu
b. Fluconazole minimal selama 8 minggu
b. Fluconazole minimal selama 8 minggu
Sumber
a. Kuliah Neurologi FKUB 2014
b. c. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLLOR. New York : Kaplan
c. Perfect JR. Dismukes WE. Dromer F. Golman DL. Graybill JR. Hamill RJ. Clinical Practice Guidelines for the Manangement of Cryptococcal Disease : 2010 Update by the Infctious Diseases Society of America. 2010. CID 2010:50
d. King JW. 2014. Cryptococcosis. [Online] Diakses 9 Desember 2015 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/215354]
b. c. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL COLLOR. New York : Kaplan
c. Perfect JR. Dismukes WE. Dromer F. Golman DL. Graybill JR. Hamill RJ. Clinical Practice Guidelines for the Manangement of Cryptococcal Disease : 2010 Update by the Infctious Diseases Society of America. 2010. CID 2010:50
d. King JW. 2014. Cryptococcosis. [Online] Diakses 9 Desember 2015 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/215354]