Varikokel (Varicocele)
Varikokel merupakan dilatasi abnormal dari vena di plexus pampiniformis. Varikokel merupakan penyebab infertilitas pada pria yang paling banyak. Varikokel terdapat pada 15% dari populasi pria normal, mencapai 40% pada pria infertil, dan 70% pada pria dengan infertilitas sekunder
Etiologi
a. Idiopatik
b. Obstruksi
c. Retroperitoneal fibrosis
d. Renal cell carcinoma, terutama jika varikokel baru terjadi pada usia >50 tahun
b. Obstruksi
c. Retroperitoneal fibrosis
d. Renal cell carcinoma, terutama jika varikokel baru terjadi pada usia >50 tahun
Patologi dan patogenesis
Varikokel lebih sering terjadi pada bagian kiri,78-93% kasus terjadi pada sisi kiri, hal ini disebabkan karena :
a. Drainase vena testicularis (spermatica) sinistra menuju vena renalis sinistra membentuk sudut-siku, berbeda dengan vena testicularis dextra yang mengalirkan darah menuju vena kava inferior
b. Panjang vena testicularis sinistra lebih panjang
c. Katup yang inkompeten lebih sering terjadi pada daerah kiri, sebuah studi menunjukkan 40% sampel tidak memiliki katup pada vena testicularis sinistra
d. Terkadang, vena renalis sinistra berjalan melewati aorta abdominalis dan arteri mesenterica superior, hal ini menyebabkan adanya tekanan dan peningkatan tekanan di vena
e. Sigmoid kolon yang berisi feses dapat menekan vena testicularis sinistra
Varikokel dapat mengganggu proses spermatogenesis dengan cara
a. Meningkatkan temperatur testis -> pada suhu diatas normal , maka akan terjadi kerusakan pada DNA dan protein sperma
b. Meningkatkan tekanan intratestis
c. Hypoxia akibat penurunan aliran darah -> akibat darah tidak dapat kembali, maka tekanan vena akan meningkat, hal ini menyebabkan penurunan aliran arteri menuju testis
d. Refluks dari metabolit toksik (katekolamin) yang berasal dari kelenjar adrenal -> Katekolamin dapat menyebabkan vasokonstriksi pada arter
a. Drainase vena testicularis (spermatica) sinistra menuju vena renalis sinistra membentuk sudut-siku, berbeda dengan vena testicularis dextra yang mengalirkan darah menuju vena kava inferior
b. Panjang vena testicularis sinistra lebih panjang
c. Katup yang inkompeten lebih sering terjadi pada daerah kiri, sebuah studi menunjukkan 40% sampel tidak memiliki katup pada vena testicularis sinistra
d. Terkadang, vena renalis sinistra berjalan melewati aorta abdominalis dan arteri mesenterica superior, hal ini menyebabkan adanya tekanan dan peningkatan tekanan di vena
e. Sigmoid kolon yang berisi feses dapat menekan vena testicularis sinistra
Varikokel dapat mengganggu proses spermatogenesis dengan cara
a. Meningkatkan temperatur testis -> pada suhu diatas normal , maka akan terjadi kerusakan pada DNA dan protein sperma
b. Meningkatkan tekanan intratestis
c. Hypoxia akibat penurunan aliran darah -> akibat darah tidak dapat kembali, maka tekanan vena akan meningkat, hal ini menyebabkan penurunan aliran arteri menuju testis
d. Refluks dari metabolit toksik (katekolamin) yang berasal dari kelenjar adrenal -> Katekolamin dapat menyebabkan vasokonstriksi pada arter
Tanda dan gejala
a. Seringkali asimtomatis
a. Pembesaran vena pada skrotum
b. Benjolan pada testis, dapat nyeri maupun tidak
c. Skrotum membengkak
a. Pembesaran vena pada skrotum
b. Benjolan pada testis, dapat nyeri maupun tidak
c. Skrotum membengkak
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan pemeriksaan fisik (bisa didapati penonjolan vena-vena di sekitar skrotum dengan palpasi) tergantung dari derajat klinisnya (lihat dibawah). Beberapa alat bantu untuk diagnosis varikokel :
a. Doppler stethoscope -> mendengar aliran darah pada plexus pampiniformis
b. USG , Doppler
d. Analisa semen
e. Angiografi (Gold standard)
Derajat keparahan varikokel dapat dibagi menjadi 3 :
a. Grade 1 = Varikokel dapat dipalpasi pada saat melakukan manuver valsava
b. Grade 2 = Varikokel dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
c. Grade 3 = Varikokel terlihat jelas dengan mata telanjang
Juga dikenal dengan istilah varikokel subklinis, tipe ini hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG (tidak dapat dipalpasi seperti grade 1-3). Varikokel tidak memerlukan terapi pembedahan karena tindakan pembedahan tidak meningkatkan fertilitas pasien dengan varikokel subklinis.
a. Doppler stethoscope -> mendengar aliran darah pada plexus pampiniformis
b. USG , Doppler
d. Analisa semen
e. Angiografi (Gold standard)
Derajat keparahan varikokel dapat dibagi menjadi 3 :
a. Grade 1 = Varikokel dapat dipalpasi pada saat melakukan manuver valsava
b. Grade 2 = Varikokel dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
c. Grade 3 = Varikokel terlihat jelas dengan mata telanjang
Juga dikenal dengan istilah varikokel subklinis, tipe ini hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG (tidak dapat dipalpasi seperti grade 1-3). Varikokel tidak memerlukan terapi pembedahan karena tindakan pembedahan tidak meningkatkan fertilitas pasien dengan varikokel subklinis.
Treatment and management
a. Konservatif
b. Pembedahan
b. Pembedahan
- Ligasi tinggi vena spermatika interna (metode palomo) baik secara terbuka atau laparoskopi
- Varikokelektomi (metode ivanisevich)
- Injeksi bahan sclerosing per kutan menuju vena spermatika interna
Sumber
a. Kuliah Blok Reproduksi FKUB 2016
b. Purnomo BB. 2011. Dasar-dasar urologi edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta
c. Kantartzi PD, Goulis ChD, Goulis GD, Papadimas I. Male infertility and varicocele: myths and reality. Hippokratia. 2007;11(3):99-104.
d. Pastuszak AW, Wang R. Varicocele and testicular function. Asian J Androl. 2015;17(4):659-67.
b. Purnomo BB. 2011. Dasar-dasar urologi edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta
c. Kantartzi PD, Goulis ChD, Goulis GD, Papadimas I. Male infertility and varicocele: myths and reality. Hippokratia. 2007;11(3):99-104.
d. Pastuszak AW, Wang R. Varicocele and testicular function. Asian J Androl. 2015;17(4):659-67.