Anemia defisiensi besi / Iron deficiency anemia (IDA)
Suatu kondisi anemia dimana penyebabnya adalah jumlah besi yang sangat menurun sehingga tidak dapat mencapai produksi sel darah merah yang cukup (proses erythropoiesis terganggu).
Etiologi
a. Pendarahan kronis :
bisa dari gastrointestinal (ulkus peptikum , varices, carcinoma, infeksi cacing tambang)
b. Kebutuhan besi yang meningkat (prematur, pertumbuhan, kehamilan)
c. Malabsorbsi (Enteropathhy, gastrectomy)
d. Diet : Diet kurang akan zat besi (kurang makan daging)
bisa dari gastrointestinal (ulkus peptikum , varices, carcinoma, infeksi cacing tambang)
b. Kebutuhan besi yang meningkat (prematur, pertumbuhan, kehamilan)
c. Malabsorbsi (Enteropathhy, gastrectomy)
d. Diet : Diet kurang akan zat besi (kurang makan daging)
*lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria
Patologi dan patofisiologi
karena kekurangan besi , sedangkan besi adalah komponen dari hemoglobin serta komponen dari pembentukan sel darah merah , maka pembentukan sel darah merah akan menurun
Lengkapnya baca di Metabolisme besi
Lengkapnya baca di Metabolisme besi
Tanda dan gejala
Gejala sangat berhubungan dengan anemia, antara lain adalah :
a. pucat
b. lelah
c. kemampuan latihan menurun
d. penurunan performa di kehidupan sehari
e. tangan menjadi dingin
f. nafas pendek
g. detak jantung menjadi cepat (takikardi)
Beberapa efek pada sistem syaraf pusat :
a. abnormalitas kognitif
b. Pica (kondisi dimana seseorang bisa makan sesuatu yang tidak layak untuk dimakan, cth : Es, tanah)
pada kasus yang sangat berat dapat terlihat :
a. Koilonychia
b. Keilosis angularis (Fisura dan ulserasi di sudut mulut)
c. Plummer-Vinson syndrome (ditemukan kelainan pada pemeriksaan dengan barium)
d. atrofi mukosa gaster
e. atrofi papil lidah
a. pucat
b. lelah
c. kemampuan latihan menurun
d. penurunan performa di kehidupan sehari
e. tangan menjadi dingin
f. nafas pendek
g. detak jantung menjadi cepat (takikardi)
Beberapa efek pada sistem syaraf pusat :
a. abnormalitas kognitif
b. Pica (kondisi dimana seseorang bisa makan sesuatu yang tidak layak untuk dimakan, cth : Es, tanah)
pada kasus yang sangat berat dapat terlihat :
a. Koilonychia
b. Keilosis angularis (Fisura dan ulserasi di sudut mulut)
c. Plummer-Vinson syndrome (ditemukan kelainan pada pemeriksaan dengan barium)
d. atrofi mukosa gaster
e. atrofi papil lidah
![Picture](/uploads/5/7/1/6/57167711/7156092.jpg?250)
Gambar : Angular stomatitis / Keilosis angularis
![Picture](/uploads/5/7/1/6/57167711/4618166.jpg?161)
Gambar : Koilonychia
Diagnosis
a. Riwayat dan pemeriksan fisik
b. CBC : akan menunjukan penurunan hemoglobin dan reticulocyte, MCV dan MCHC akan menurun,
c. TIBC (Total Iron Binding Capacity) : Meningkat
d. Serum ferritin : Meningkat
e. Serum besi : Menurun
f. Saturasi Transferin : Menurun
g. Pada hapusan darah akan memperlihatkan Hipochromic microcyter
(hemoglobin mengecil, Central pallor (pucat > 1/3 dari RBC), dan warnanya yang pudar)
h. RDW (Red blood cell Distribution Width) akan meningkat , anisocytosis
b. CBC : akan menunjukan penurunan hemoglobin dan reticulocyte, MCV dan MCHC akan menurun,
c. TIBC (Total Iron Binding Capacity) : Meningkat
d. Serum ferritin : Meningkat
e. Serum besi : Menurun
f. Saturasi Transferin : Menurun
g. Pada hapusan darah akan memperlihatkan Hipochromic microcyter
(hemoglobin mengecil, Central pallor (pucat > 1/3 dari RBC), dan warnanya yang pudar)
h. RDW (Red blood cell Distribution Width) akan meningkat , anisocytosis
Untuk mengetahui agen penyebab anemia dapat dilakukan hal2 berikut :
a. Pemeriksaan feses : Infeksi parasit
b. Elektroforesis Hb : Thalassemia
c. Urinalysis : Hemoglobinuria dan Hemosidenuria
a. Pemeriksaan feses : Infeksi parasit
b. Elektroforesis Hb : Thalassemia
c. Urinalysis : Hemoglobinuria dan Hemosidenuria
Treatment and management
Intinya Supplemen besi :
a. Ferrous sulphate
b. Ferrous fumarate
c. Ferrous gluconate
*obat oral lebih aman dan sering digunakan, absorbsi melalui usus sangat sedikit sehingga toksisitas oleh zat besi sangat sangat kecil kemungkinannya, dibanding dengan terapi zat besi IV. Ingat : Besi di dalam tubuh tidak bisa dibuang secara fisiologis (Sel darah dihancurkan oleh limpa, namun zat besiny akan kembali ke peredaran darah)
a. Ferrous sulphate
b. Ferrous fumarate
c. Ferrous gluconate
*obat oral lebih aman dan sering digunakan, absorbsi melalui usus sangat sedikit sehingga toksisitas oleh zat besi sangat sangat kecil kemungkinannya, dibanding dengan terapi zat besi IV. Ingat : Besi di dalam tubuh tidak bisa dibuang secara fisiologis (Sel darah dihancurkan oleh limpa, namun zat besiny akan kembali ke peredaran darah)
Sumber
a. http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199912233412607
b. Bakta, I.M. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Denpasar : EGC
c. Kuliah blok hematologi FKUB, tahun 2014
b. Bakta, I.M. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Denpasar : EGC
c. Kuliah blok hematologi FKUB, tahun 2014